Warta Pramuka
Minggu, 9 November 2025
  • Home
  • Warta Pramuka
  • Warta Foto
  • Warta Video
  • Opini
  • Tautan
    • WOSM
    • SDGs
    • PRAMUKA.OR.ID
  • Radio
  • Scouts for SDGs
  • Kegiatan
    • Munas 2023
    • JOTA-JOTI
    • Rainas XII
    • KPN 2023
    • LT-V
    • Jamnas XI
No Result
View All Result
  • Home
  • Warta Pramuka
  • Warta Foto
  • Warta Video
  • Opini
  • Tautan
    • WOSM
    • SDGs
    • PRAMUKA.OR.ID
  • Radio
  • Scouts for SDGs
  • Kegiatan
    • Munas 2023
    • JOTA-JOTI
    • Rainas XII
    • KPN 2023
    • LT-V
    • Jamnas XI
No Result
View All Result
Warta Pramuka
No Result
View All Result

Merah Putih Pramuka di Pelangi Dunia

Oleh Muhamad Zarkasih

Kak Guritno
Rabu, 16 Feb 2022
/ Opini
Telah dibaca 501 Kali
Ilustrasi (dok.Kwarnas)

Ilustrasi (dok.Kwarnas)

Share on FacebookShare on Twitter

PRAMUKA.ID  – Pada 7 Juni 1994,  Randy Bush dari Portland, Oregon, Amerika Serikat (AS) melakukan ping pertama ke Indonesia, yaitu IPTEKNET. Sejak itulah internet era internet dimulai di Indonesia.

Kini, 28 tahun kemudian, internet sudah menjadi media  yang digunakan oleh lebih dari 196,7 juta jiwa di Indonesia. Makin maraknya penggunaan internet sudah tentu membawa beberapa dampak bagi kehidupan sosial dan perilaku masyarakat, baik positif maupun negatif. Itu sesuatu yang sangat wajar.

BACA JUGA

Musda Kwarda DKI: Ajang Silaturahim Semangat Kemajuan

Musda Kwarda DKI: Ajang Silaturahim Semangat Kemajuan

Garuda Muda Membuktikan, Jajaran Kwartir Gerakan Pramuka Perlu Regenerasi

Garuda Muda Membuktikan, Jajaran Kwartir Gerakan Pramuka Perlu Regenerasi

Dampak positif internet pastilah semua orang tahu dan menikmatinya dengan penuh rasa sukacita, namun dampak negatif dari internet justru menimbulkan keresahan tersendiri, terutama yang terjadi di kalangan muda. Perubahan perilaku dan gaya hidup adalah hal paling terlihat dari dampak negatif internet itu.

Pada situasi ini maka yang kemudian paling terancam adalah soal nilai-nlai budaya lokal. Banyak yang seperti tercerabut dari akar budayanya sendiri demi keinginan menjadi manusia yang global.

Pada akhirnya kita semua memang tidak bisa menghindari gencarnya arus globalisasi yang masuk ke negeri kita. Sebagai manusia modern kita harus menerima itu agar tidak hidup bagaikan katak dalam tempurung. Yang menjadi masalah kemudian adalah banyak dari kita yang lupa pada batas-batas budaya, etika dan norma, sehingga seolah berada di dalam wilayah kebebasan tanpa garis batas.

Yang lebih mengkhawatirkan adalah terjadinya penerobosan nilai-nilai agama. Padahal, nilai-nilai agama adalah sesuatu yang amat esensial, bahkan sejak manusia Indonesia lahir.

Penggunaan internet dalam berbagai bentuknya – mulai media sosial hingga platform digital – adalah hal yang baik dan bermanfaat, selama itu dibarengi oleh kesadaran akan pentingnya nilai budaya lokal. Nilai budaya lokal bukan hanya berwujud seni atau kebudayaan, namun juga adalah sikap hidup, sikap sosial dan etika.

Maka jika kita bicara tentang budaya lokal maka kita tidak sedang bicara soal tarian, makanan, adat istiadat dan semacamnya saja, tetapi justru adalah secara lebih luas berbicara soal karakter manusia Indonesia.

Gerakan Pramuka sebagai salah satu wadah penggemblengan karakter bangsa bisa menjadi ujung tombak bagi pelurusan kembali sikap-sikap hidup yang keliru, yang melenceng dari garis batas budaya lokal. Setiap anggota Pramuka dituntut untuk menjaga kemandirian sikap, hati dan jiwa, dalam koridor yang sejalan dengan jiwa Pancasila.

Gerakan Pramuka seharusnya mampu menjadi filter bagi masuknya nilai budaya baru yang tak sesuai dengan nilai budaya lokal. Kebanggaan sebagai anggota Gerakan Pramuka adalah pintu yang terjaga ketat bagi masuknya arus deras globalisasi yang tanpa kendali.

Tentu saja setiap anggota Gerakan Pramuka harus selalu up date dengan segala bentuk informasi dan asupan budaya luar, karena itu memang konsekwensi logis hidup di era digital seperti sekarang. Setap anggota Pramuka harus pandai, harus cerdas, harus berpikiran modern, memiliki visi yang global, namun tetap harus menjadi Indonesia. Keindonesiaan tidak boleh hilang hanya karena menjadi warga dunia.

Kuatnya falsafah Gerakan Pramuka rasanya sudah bisa menjadi rambu yang kuat untuk menjaga marwah dan kebanggaan setiap anggota Pramuka untuk selalu menjadi manusia Indonesia.

Jika dunia adalah laksana pelangi, maka Gerakan Pramuka pun ada di dalamnya dengan warnanya sendiri: merah-putih.

***

Tentang Penulis :
Muhamad Zarkasih, Andalan Nasional Komisi Bela Negara | Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Gerakan Pramuka tingkat Daerah, Kwartir Daerah Gerakan Pramuka DKI Jakarta.
Kata Kunci: globalisasiinternetipteknetopinipramuka
Sebelumnya

Kak Ahmad Rusdi Membuka Konferensi Pramuka Asia-Pasifik

Sesudahnya

Kak Brata Hardjosubroto Terpilih Sebagai Anggota Komite Pramuka Asia-Pasifik

Warta Terkait

Musda Kwarda DKI: Ajang Silaturahim Semangat Kemajuan
Opini

Musda Kwarda DKI: Ajang Silaturahim Semangat Kemajuan

Garuda Muda Membuktikan, Jajaran Kwartir Gerakan Pramuka Perlu Regenerasi
Opini

Garuda Muda Membuktikan, Jajaran Kwartir Gerakan Pramuka Perlu Regenerasi

Dua Sahabat Pramuka Yang Jumpa Lagi Setelah 57 Tahun
Opini

Dua Sahabat Pramuka Yang Jumpa Lagi Setelah 57 Tahun

Pramuka Harus Tetap Eksis Sampai Kapanpun
Opini

Pramuka Harus Tetap Eksis Sampai Kapanpun

Kembali ke Fitrah: Pramuka Sebagai Pilihan, Bukan Kewajiban
Opini

Kembali ke Fitrah: Pramuka Sebagai Pilihan, Bukan Kewajiban

Praktik Terbaik di SMK Muhammadiyah 1 Genteng, Hizbul Wathan dan Pramuka Hidup Berdampingan
Opini

Praktik Terbaik di SMK Muhammadiyah 1 Genteng, Hizbul Wathan dan Pramuka Hidup Berdampingan

Next Post
Anggota Komite Pramuka Asia-Pasifik yang baru terpilih

Kak Brata Hardjosubroto Terpilih Sebagai Anggota Komite Pramuka Asia-Pasifik

Kwarda DIY Selenggarakan Beberapa Agenda Dalam Rangka Hari Baden Powell ke-165

Kwarda DIY Selenggarakan Beberapa Agenda Dalam Rangka Hari Baden Powell ke-165

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WartaTerbaru

Wapres: Hari Pramuka Momentum Siapkan Generasi Transformatif yang Unggul

Upacara Peringatan !

Pramuka Sejati KPDK

Penyerahan Panji Gerakan Pendidikan Kepanduan Praja Muda Karana: Tanda Eksistensi 63 Tahun Gerakan Pramuka

Pentas Seni Meriahkan Api Unggun Penerimaan Tamu Ambalan Pangeran Diponegoro dan RA Kartini

Opini Kakak

Musda Kwarda DKI: Ajang Silaturahim Semangat Kemajuan
Opini

Musda Kwarda DKI: Ajang Silaturahim Semangat Kemajuan

Garuda Muda Membuktikan, Jajaran Kwartir Gerakan Pramuka Perlu Regenerasi
Opini

Garuda Muda Membuktikan, Jajaran Kwartir Gerakan Pramuka Perlu Regenerasi

Dua Sahabat Pramuka Yang Jumpa Lagi Setelah 57 Tahun
Opini

Dua Sahabat Pramuka Yang Jumpa Lagi Setelah 57 Tahun

Pramuka Harus Tetap Eksis Sampai Kapanpun
Opini

Pramuka Harus Tetap Eksis Sampai Kapanpun

Warta Pramuka

PRAMUKA.ID merupakan laman khusus Warta Gerakan Pramuka yang dikelola oleh Kwartir Nasional untuk mempublikasikan informasi dari seluruh anggota Gerakan Pramuka. #SetiapPramukaAdalahPewarta

  • Kebijakan Privasi
  • Warta Pramuka

© 2024 Warta Gerakan Pramuka

No Result
View All Result
  • Home
  • Warta Pramuka
  • Warta Foto
  • Warta Video
  • Opini
  • Tautan
    • WOSM
    • SDGs
    • PRAMUKA.OR.ID
  • Radio
  • Scouts for SDGs
  • Kegiatan
    • Munas 2023
    • JOTA-JOTI
    • Rainas XII
    • KPN 2023
    • LT-V
    • Jamnas XI

© 2024 Warta Gerakan Pramuka